Dalam mengendalikan motor induksi menggunakan VFD (inverter) terdapat beberapa jenis pengendalian. Pertama kita lihat dulu dari segi motor induksinya. Motor induksi dalam kasus ini terbagi dalam 2 aspek yaitu :
- Motor induksi tanpa encoder
- Motor induksi dengan encoder
Jenis pengendalian yang cocok untuk masing-masing motor induksi di atas dalam VFD adalah sebagai berikut:
V/f Control
V/f control merupakan teknik kendali motor oleh inverter dengan menghasilkan PWM yang sudah didesain untuk mempertahankan nilai konstan perbandingan Voltage/Frekuensi dalam kondisi motor ideal. Contohnya sebuah motor 220 Vac, 50 Hz, untuk mengendalikan motor pada 25 Hz, motor akan mendapat 110Vac dari drive. Padahal bagaimana motor bereaksi pada output yang diberikan juga bergantung pada faktor lain, misalnya torsi. Jika inverter memberikan output 35 Hz pada motor, tapi kecepatan sebenarnya pada motor adalah 30 Hz, inverter tidak akan tau hal ini. Dalam kondisi ideal pun daerah low frekuensi juga tidak bisa dikendalikan dengan pengendalian jenis ini. Karena VFD tidak dapat menghasilkan torsi yang cukup untuk menggerakkan motor. Batas daerah frekuensi bawah tergantung dari masing-masing manufaktur inverter. Ada yang 1:10 pada 60 Hz (batas bawahnya 6 Hz), ada yg 1:40 pada 60 Hz, dan lain sebagainya.
Vector Control
Sedangkan pada vector control, VFD dapat memanipulasi secara terpisah Voltage dan Frekuensi untuk menghasilkan nilai optimal V/Hz pada kondisi torsi maupun kecepatan tertentu. Ini dimungkinkan karena pengendalian ini mendapatkan feedback untuk mengkalkulasi lagi PWM sehingga sesuai dengan output yang diharapkan. Dalam menerima feedback, vector control terbagi menjadi 2 yaitu :
- Open Loop Vector Control, dimana VFD mendapatkan feedback dari dirinya sendiri, bukan dari sensor eksternal yang dipasang pada motor. Dalam hal ini VFD memonitor arus yang keluar dan membandingkannya dengan keadaan ideal dan mengeksekusi koreksi terhadap error yang terjadi.
- Closed Loop Vector Control, dimana VFD mendapatkan feedback dari luar (contohnya encoder) dengan mekanisme yang hampir sama.
Namun ketika motor bekerja semakin pelan, kemampuan mendeteksi perubahan kecil dalam kemagnetan adalah semakin sulit. Sehingga open loop vector control tidak cukup handal jika diaplikasikan pada crane, hoist. Berbeda dengan closed loop vector control yang dapat membuat motor AC memproduksi maksimum torsi yang kontinu pada kecepatan nol. Sehingga membuatnya cocok pada aplikasi crane dan hoist.